Oleh: DR. HR. Zaenal Mahmud
Ketua Umum DPP FSPRMI
Hal pertama yang dilakukan Rasulullah SAW ketika sampai di Madinah dalam rangkaian hijrahnya adalah membangun masjid. Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran betapa pentingnya posisi masjid dalam perjuangan kaum Muslim. Masjid itulah yang mengawali perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyebarkan risalah Islam.
Di zaman kegemilangan umat Islam, masjid dijadikan sebagai
‘markas besar’ perlaksanaan hubungan antara manusia dengan Allah swt (ibadah) dan hubungan manusia dengan manusia (muamalah) itu berlangsung sejak abad ke 6 Masehi hingga abad ke 13 Masehi yaitu selama tujuh abad, sehingga kita masih dapat menyaksikan peninggalan sejarah kegemilangan umat Islam yang lalu itu mampu melampaui batas ruang-ruang dan waktu hingga kini. Umat Islam ketika itu benar-benar telah mengamalkan ibadah dan muamalah atau dalam kata lain fardhu ain dan fardhu kifayah sekaligus tanpa terpisah atau dipisahkan. Yaitu ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt dan muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia. Dengan itu mereka mampu mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat
Masjid adalah rumah Allah SWT. Karena masjid akan membangun kepribadian taqwa setiap insan manusia yang berada di dalamnya.Di dalam masjid, kita bisa bertatapmuka langsung dengan Allah. Khusu’ bercengkerama dari hati ke hati penuh kemesraan. Di samping itu, masjid juga bisa digunakan menjadi pusat kegiatan sosial kemasyarakatan. Karena setiap insan yang dekat dengan Allah, mereka memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Sayangnya dewasa ini banyak dari kita terutama para pria yang mempunyai kewajiban memakmurkan masjid justru lebih mementingkan pekerjaan kantornya daripada meluangkan waktu untuk berjama’ah. Demi sebuah profesionalisme, kadang aqidah di nomer duakan, atau bahkan nomer sekian dari kegiatan – kegiatan lainnya.
Memakmurkan masjid, Masjid di bangun untuk di makmurkan. Rumah Allah yang seharusnya di penuhi oleh jama’ah yang ingin dekat dengan sang PENGUASA JAGAD RAYA. Untuk menampung aktivitas umat juga menyatukannya sebagai sebuah kekuatan yang luar biasa.
Seharusnya para pemuda Muslim menambatkan hatinya kepada masjid. Sebagai “The Next Generation” yang akan berada di barisan terdepan dalam membela agamanya. Generasi penerus umat yang akan menentukan masa depan sebuah bangsa dan agamanya.
Sungguh ironis bila kita mendapati masjid – masjid yang berdiri megah, di bangun dengan dana yang tidak sedikit, dengan gaya arsitektur yang mengagumkan namun dalam kesehariannya hanya terisi satu shof saja. Sunyi dari lantunan ayat suci yang di baca oleh jama’ah dan aktivitas ibadah lainnya.
Alangkah indahnya bila setiap masjid yang didirikan tidak saja di bangun untuk sebuah hiasan belaka. Alangkah berkahnya bila masjid – masjid besar dan kecil yang ada, selalu di penuhi dengan jama’ah yang melaksanakan aktivitas ibadahnya. Sungguh, mungkin negeri ini akan jauh dari bencana. Karena keberkahan yang terpancar dari ketakwaan umatnya. Seperti apapun bentuknya, masjid harus di rawat dan dan ‘dihidupkan’ kegiatannya. Menggiatkan berbagai aktivitas keagamaan yang didasari oleh semangat penghambaan kepada Allah SWT. Menjadi sentra pemberdayaan dan pembinaan umat. Yang akhirnya masjid akan memainkan fungsi nya sebagai salah satu pilar kebangkitan umat.
Telah disebutkan dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 18 “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam sebuah hadits yang sangat terkenal, dari Abu Hurairah ra, ”Nabi Muhammad Saw menyebutkan ada 7 golongan yang akan dinaungi Allah di hari di mana tiada naungan lagi kecuali naunganNya, salah satunya (bahkan yang disebutkan pertama) adalah orang yang hatinya senantiasa tergantung di dalam masjid – tentunya untuk beribadah”. (diriwayatkan oleh imam bukhari, ahmad, muslim, tirmidzi, dan nasaa’i)
Mari mulai meramaikan dan memakmurkan masjid, tidak hanya sekedar di bulan Ramadhan dan Jum’at saja. Namun mengusahakannya di setiap waktu sholat, terutama Subuh dan Isya. Dengan begitu kita juga melatih diri untuk sholat tepat waktu, berjama’ah dan mempererat ukhuwah islamiyah (persaudaraan) dengan sesama saudara Muslim. Dalam jama’ah tidak lagi ada perbedaan, tidak ada lagi pangkat dan jabatan, tidak lagi memandang kaya dan miskin. Masjid memiliki fungsi sebagai sarana menegakan ukhuwah, meniadakan perbedaan dan mengutamakan keadilan.
Masjid adalah rumah orang yang bertaqwa, rumah bagi umat islam untuk mendekatkan kepada sang ILLAHI. Sekarang saatnya umat islam, anak-anak,pemuda dan orang tua untuk makmurkan masjid jalan menggapai surga dunia dan akhirat.